PERUBAHAN
MAKNA
1.
Latar
Belakang
Sebagai
alat komunikasi verbal bahasa merupakan suatu lambang bunyi yang arbitrer.
Maksudnya, tidak ada hubungan wajib antara lambang sebagai menandai hal yang
menandai yang berwujud kata atau leksem dengan benda atau konsep yang ditandai
, yaitu referen dari kata atau leksem tersebut. Kearbitreran lambang bahasa dalam
sejarah linguistik agak melantarkan penelitian mengenai makna bila dibandingkan
dengan penelitian dibidang morfologi dan sintaksis.maka sebagai studi semantik,
sangat tidak jelas strukrurnya. Berbeda dengan morfologi dan sintaksis yang
srukturnya jelas sehingga mudah dianalisis.
Semantik
adalah istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan
antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya atau dengan kata
lain bidang studi dalam linguistik yang
mempelajari makna atau arti dalam bahasa.adapun dalam bidang semantik ini
membahas tentang perubahan makna.
Dalam
pembicaraan terdahulu sudah disebutkan bahwa makna sebuah kata secara sinkronis
tidak akan berubah. Pernyataan ini menyiratkan juga pengertian bahwa kalau
secara sinkronis makna sebuah kata tidak akan berubah, maka secara diakronis
ada kemungkinan bisa berubah. Di dalam pembahasan ini akan membahas sebab-sebab
terjadinya perubahan makna yaitu
perubahan makna yang disebabkan oleh perkembanagan sosial budaya, pengembangan
istilah dan jenis perubahan secara menyempit.
1.1
Sebab
Terjadinya Perubahan Makna
a. Faktor
Perkembangan Sosial dan Budaya
Perkembangan
dalam bidang sosial masyarakat dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna.
Misalnya kata saudara dalam bahasa
sansekerta bermakna ‘ separut’ atau ‘ satu kandungan’. Kini kata saudara , walau masih juga digunakan
dalam arti’ orang yang lahir dari kandungan yang sama’ seperti dalam kalimat saya mempunyai seorang saudara di sana,
tetapi digunakan juga untuk menyebut atau menyapa siapa saja yang dianggap
sederajat atau berstatus sosial yang sama. Misalnya dalam kalimat surat saudara sudah sya terima atau
kalimat, Di mana saudara dilahirkan?
Selain kata saudara hampir semua kataatau istilah
kekerabatan seperti bapak, ibu,kakak,
adik, dan nenek telah pula digunakan sebagai kata sapaan untuk menyebut
atau menyapa orang yang menurut usianya pantas disebut . cimtoh lain dari kata
yang maknanya telah berubah sebagai akibat perubahan kemasyarakatan adalah kata
sarjana. Dulu, menurut bahasa jawa
kuno , kata sarjana ini berarti orang
yang pandai atau cendikiawan. Sekarang kata sarjana
berarti orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi.
b. Faktor
Pengembangan Istilah
Salah satu upaya dalampengembangan atau pembentukan
istilah baru adalah dengan memanfaatkan kosakata bahasa indonesia yang ada
dengan memberi makna baru. Misalnya,katapapan
yang semula bermakna ‘ lempengan kayu’ yang kini diangkat menjadi istilah untuk
makna ‘ perumaham ‘ dan kata teras
yang semula bermakna ‘inti kayu’ atau ‘saripati kayu’ kini diangkat menjadi
unsur pembentuk istilah makna ‘ utama ‘ atau ‘pimpinan’. Misalnya, pejabat teras berarti pejabat utama atau
pejabat yang merupakan pimpinan.
1.1.2 Jenis Perubahan Makna
a. Menyempit
perubahan menyempi adalah gejala yang terjadi pada
sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah
menjadi terbatas hanya pada sebuah makna saja.Misalnya, pada kata ahli pada mulanya berarti’ orang yang
termasuk dalam satu golongan atau keluarga’ seperti dalamdalam frase ahli waris yang berarti’ orang yang
termasuk dalam satu kehidupan keluarga’. Kini kata ahli sudah menyempit maknanya karena hanya berarti ‘ prang yang
pandai dalam satu cabang ilmu atau kepandaian’ seperti tampak dalam frase ahli sejarah, ahli purbakala, ahli bedah.
1.2
Simpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat kita simpulkam bahwa, perubahan makna disebakan adanya
faktor perkembangan sosial, faktor perkembangan istilah dan adapun jenis
perubahan yaitu perubahan menyempit.